Model Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Pendekatan Kooperatif (Cooperative Learning) {Makalah}

Oleh.

Katrina Hapili, S.Pd

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar belakang

Di dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu : pendidikan formal , nonformal dan informal.

Untuk kurikulum bahasa Inggris, pengembanganya didasari atas kerangka berpikir yang sistematis karena bahasa berhubungan dengan kemampuan berpikir secara sistematis dan kreatif. Landasan konseptual ini mengacu pada : pertama, model kompetensi bahasa yakni kompetensi komunikatif yang mencakup kompetensi wacana, kompetensi linguistic, kompetensi tindak tutur, kompetensi sosio-kultural, dan strategi kompetensi,.

Kedua, model bahasa yakni mengacu pada konteks, teks dan sistem bahasa. Ketiga, literasi yakni diharapkan untuk dicapai siswa yakni mampu mengungkapkan makna ideasional, makna interpersonal, dan makna tekstual. Keempat, perbedaan hakekat bahasa lisan dan tulisan. Kelima, tingkat literasi yakni tingkat literasi Bahasa Inggris yang diharapkan oleh setiap lulusan.

Dalam kurikulum 2004 mata pelajaran Bahasa Inggris lulusan SMK di harapkan dapat mencapai informational karena mereka disiapkan untuk masuk ke perguruan tinggi. Tingkat literasi epistemik di  anggap terlalu tinggi untuk dapat di capai oleh siswa SMK, mengingat kondisi obyektif pendidikan di Indonesia maupun posisi Bahasa Inggris di negeri ini sebagai bahasa asing. Secara spesifik juga siswa SMK lebih diarahkan bahasa lisan yang secara bertahap akan meningkat pada kemampuan mengenal bahasa tulis.

Mencermati penjelasan tentang target yang harus dicapai sebagaimana dipaparkan di atas, nampaknya kondisi peserta didik SMK khususnya kelas X secara umum belum terpenuhi secara optimal. Berdasarkan hasil identifikasi awal ditemukan bahwa kemampuan peserta didik dalam menguasai bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulisan masih sangat rendah (kurang optimal). Akar permasalahan dari hal ini cukup beragam antara lain: (1) masih terdapat beberapa guru yang menerapkan model pembelajaran bahasa Inggris dikelas dengan model konvensional yakni teacher-centered yang kurang sesuai dengan harapan kurikulum 2004, (2) tutor pada saat mengajar tidak memiliki silabus, (3) masih rendahnya motivasi peserta didik merasa terpanggil untuk belajar,(4)ketersediaan waktu belajar sangat kurang,(5) buku paket/ modul yang tersedia masih mengacu model lama antara lain model grammatical silabus, (6) media pembelajaran yang sangat terbatas, (6) sarana dan prasarana pembelajaran Bahasa Inggris yang belum kondusif, dll.

Dari beberapa permasalahan yang dikemukakan diatas, maka kami mengadakan uji coba model pembelajaran. Adapun salah satu  uji coba pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan model pendekatan pembeljaran koopertif ‘’cooperative learning’’.

Model pendekatan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Selain itu, pendekatan ini dapat dikatakan pendekatan pembelajaran yang secara sadar dari sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama pembelajar sebagai latihan hidup didalam masyarakat.

Pembelajaran kooperatif dikeromendasikan sebagai salah satu strategi dan model pembeljaran dalam konsektual. Model-model pembelajaran ini beragam, antara lain model pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw, model goup investigation, metode stuktual, dan model STAD(students teams achievement).

  • TUJUAN

Model ini bertujuan memberikan alternative dan panduan pelaksanaan proses pembelajaran bahasa Inggris pada kelas X SMK dengan menggunakan pendekatan cooperative learning mampu meningkatkan daya serap siswa terhadap materi pembelajaran serta memberikan rangsangan kepada siswa untuk belajar secara berkelompok.

1.3 SASARAN

Adapun sasaran pengguna model ini adalah  Guru pengajar Bahasa Inggris kelas X pada SMK Negeri 4 Gorontalo.

1.4 RUANG LINGKUP MODEL

Model ini disusun dalam 4 (empat) bagian (BAB), yaitu :

  1. Bagian pertama, pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup model dan kelengkapan model.
  2. Bagian kedua, meliputi konsep dasar pengembangan model memuat pembelajaran Bahasa Inggris dan konsep model pembelajaran kooperatif.
  3. Bagian ketiga, komponen penyelenggaraan pendekatan cooperative learning.
  4. Bagian keempat, penutup yang berisi kesimpulan dan rekomendasi.

1.5  KELENGKAPAN MODEL

Kelengkapan model pembelajaran cooperative learning pada mata pelajaran Bahasa Inggris  ini adalah :

  1. Naskah model pembelajaran bahasa Inggris dengan pendekatan cooperatve learning pada kelas X SMK Negeri 4 Gorontalo.
  2. Perangkat pembelajaran yang memuat tentang :
  • Panduan umum pembelajaran cooperative learning.
  • Silabus dan system penilaian.
  • Rencana pelaksanaan pembelajaran.
  • Lembar kerja.

 

 

BAB II

KONSEP DASAR PENGEMBANGAN MODEL

 

 

  • PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

Pada saat ini fungsi bahasa Inggris menjadi semakin penting. Fungsi bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dalam era globalisasi ini tidak dapat disangkal lagi . Demikian pula sebagai alat untuk transfer ilmu/teknologi bahasa pengantar atau medium didunia social, budaya dan ekonomi perlu kita akui pentingyna penguasaan bahasa asing ini, disamping bahasa asing lainnya.

Bahasa Inggris dipakai oleh lebih dari 377 juta orang di 43 negara sebagai bahasa pertama, dan 375 juta orang di 63 negara sebagai bahasa kedua. Sedangkan sebagai bahasa asing ada lebih dari 750 juta orang yang mempelajari, dan menggunakan baik secara aktif maupun pasif. Dengan meluasnya pemakaian bahasa Inggris terutama disekolah maka  berbagai hal yang perlu diperbaiki atau dioptimalisasikan baik ditinjau dari segi guru, ketersediaan dan pemakaian buku/bahan ajar, peninjauan kurikulum dan penerapan model/ metode dan atau penndekatan pembelajaran.

Dari segi guru, selayaknya guru  Bahasa Inggris memiliki beberapa kriteria, segi performance, kompetensi maupun segi kepribadian. Ada empat hal yang perlu dimiliki tutor, yaitu ; (1) pengetahuan bahasa Inggris yang cukup atau memadai dan terus dikembangkan. (2) berbagai keterampilan mengajar dan mengelola kelas bahasa,(3) kualitas pribadi tutor efektif, (4) professional, dapat terlibat dalam berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas kerjanya. Dengan terpenuhinya criteria maka akan dapat diasumsikan kualitas pembelajaran bahasa Inggris akan lebih optimal. Anak usia muda mempunyai berbagai pendapat tentang apa yang mereka senangi terhadap seorang guru. Ada yang senang bila guru sabar dan yang suka melucu, ada yang senang bila guru dapat membuat  siswa rajin dan bersemangat.

Dari segi ketersediaan dan pemakaian buku/ bahan ajar merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan  kualitas pembelajaran bahasa Inggris. Hal ini merupakan Kendala umum yang ditemui oleh guru bahasa Inggris. Demikian pula dari segi kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris sudah harus mendapat perhatian, terutama penerapan kurikulum.

Bahasa Inggris yang memiliki ciri konseptual dan mengutamakan  aspek ketercapaian kompetensi, misalnya kurikulum yang berbasis kompetensi (KBK) dengtan menggunakan npendekatan CTL.

Sebagai seorang guru yang cakap dan professional, perlu mempertimbangkan penerapan model/metode dan atau pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan warga belajar .

Dengan demikian seorang pengajar bahasa Inggris senantiasa berpedoman kepada keterampilan berbahasa dan unsur-unsur yang dimaksud.

Spoken laguage

 

Understanding                                     speaking

Receptif skills                                                                                                          Produktive skills

Reading                                                 writing

 

Written language

( adapted from byrne )

Disamping itu unsur-unsur bahasa lain seperti kosa kata, pengucapan dan ejaan, sturktur merupakan pendukung pengajaran keterampilan berbahasa. Ini seperti bahwa seorang pengajar semaksimal mungkin memahami keterampilan berbahasa dan unsur-unsur berbahasa.

Hamalik (2005:64) memberikan beberapa definisi dari pembelajaran . antara lain menurut beliau bahwa pembelajaran adalah suatu proses membantu warga belajar menghadapi kehidupan masyarakat. Implikasi dari konsep ini mencakup :

  1. Tujuan pembelajaran ialah mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakatnya.
  2. Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat.
  3. Siswa belajar secara aktif.
  4. Guru juga bertugas sebagai komunikator.

Mencermati penjelasan diatas, kita dapat menggeneralisasikan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik pada suatu lingkungan.

Belajar yang kondusif untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai tertentu. Dalam istilah pembelajaran terdapat unsur-unsur sebagai berikut :

  1. Siswa adalah seluruh lapisan masyarakat yang kurang beruntung baik secara ekonomi, geografi, maupun social budaya, yang mencakup usia anak-anak (sekolah) dan usia dewasa
  2. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai tutor, dosen, konselor, pamong belajar,widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitaor serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
  3. Materi pembelajaran adalah pokok bahasan yang berisi pengetahuan dan keterampilan dalam proses pembelajaran pada suatu lingkungan belajar tertentu.
  4. Konsep model pembelajaran kooperatif

 

  1. Pengertian

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model dan strategi pembelajaran yang berasosiasi pada pembelajaran konsektual pendekatan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Selain itu, pendekatan ini dapat dikatakan pendekatan pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih dan silih asuh antar sesama pembelajar sebagai latihan hidup didalam masyarakat.

Pembelajaran kooperatif diarahkab pada model atau strategi pembelajaran yang memaksimalkan kerja dalam kelompok, mengarahkan pada penggunaan kelompok siswa sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar.

  1. Komponen-komponen dasar model pembelajaran kooperatif
  2. Saling ketergantungan positif

Guru menciptakan suasana yang mendorong agar pembelajar merasa saling membutuhkan.

  1. Interaksi tatap muka

dalam proses pembelajaran, pembelajar saling bertatap muka sehingga dapat berdialog dengan guru dan sesama pembelajar.

  1. Akuntabilitas individual

Untuk mengetahui penguasaan pembelajar terhadap materi pembelajar secara individual

  1. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

Tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide,  berani mempertahankan pikiran logis tidak mendominasi orang lain, mandiri.

2.2 Tujuan pembelajaran kooperatif

Adapun tujuan model pembelajaran kooperatif adalah :

  1. Hasil belajar akademik.
  2. Penerimaan terhadap keragaman.
  3. Pengembangan keterampilan sosial.

BAB III

PEMBAHASAN

Penyelenggaraan pembelajaran Bahasa Inggris dengan pendekatan cooperative learning pada kelas X ini mengacu pada 6 patokan pendidikan formal. Komponen-komponen penyelenggaraan yang dimaksud adalah :

  • Siswa

Peserta didik dalam kegiatan ini adalah semua Siswa SMK Negeri 4 Gorontalo yang duduk di kelas X.

  • Sumber belajar

Sumber belajar dalam penyelenggaraan model ini adalah guru mata pelajaran  Bahasa Inggris , yang memiliki criteria sbb:

  1. Berlatar belakang pendidikan bahasa inggris setingkat D3/S1
  2. Memahami kurikulum tahun 2006 yakni kurikulum tingkat satuan pelajaran (KTSP).
  3. Menguasai substantsi pembeljaran Bahasa Inggris sesuai dengan kompetensi yang dituntut oleh kurikulum.
  4. Memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan siswa secara baik.

 

  • Tempat belajar

Tempat belajar menggunakan ruang belajar untuk kelas X yang bersangkutan.

  • Program belajar

Program belajar yang dilaksanakan dirancang berdasarkan kurikulum 2006, materi berdasar  pada kompetensi yang telah ditentukan dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk kelas X.

 

  • Sarana/ prasarana belajar

Sarana dan prasarana yang  digunakan didalam kegiatan pembelajaran antara lain : alat peraga, Rencana program pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (SKL), alat praktik, bahan belajar serta media yang mampu mendukung proses pembelajaran dan kelengkapan administrasi belajar.

  • Hasil belajar

Hasil belajar siswa kelas X berupa :

  • Pemahaman dan penguasaan kemampuan writing, listening, reading dan speaking pada bahasa Inggris.
  • Peningkatan aktivitas belajar warga belajar berupa ketekunan, dan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

  1. Para pengajar Bahasa Inggris harus melakukan upaya semaksimal mungkin untuk memotivasi warga belajar dalam belajar bahasa Inggris
  2. Metode cooperative learning merupakan salah satu model dan metode pembelajaran yang menitik beratkan pada pembelajaran bersama (kelompok) dan kompetitif baik secara individual maupun kelompok .
  3. Kendala umum yang ditemui pada saat uji coba model ini adalah bahan ajar (modul) mata pelajaran bahasa Inggris serta kemampuan Guru dalam menggunakan pendekatan cooperative learning ini masih minim.
  4. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif maupun kualitatif , pengembangan model pembelajaran cooperative sangat tepat dan dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris siswa.

4.2 Saran

  1. Model pembelajaran cooperatif learning ini dapat ditindak lanjuti penerapannya untuk pembelajaran bahasa Inggris serta dapat diujicobakan oleh tutor lain untuk mata pelajaran selain bahasa Inggris.
  2. Penerapan model pembelajaran cooperative learning dapat ditindak lanjuti pada sanggar kegiatan belajar lainnya dan alangka baiknya diawali dengan pelaksanaan model pembelajaran Cooperative Learning kepada para guru.
  3. perlu adanya penyusunan bahan ajar Bahasa Inggris yang berbasis kompotensi dengan mempertimbangkan model pembelajaran Cooperative learning.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

2003, Kurikulum 2004 SMA/SMK mata pelajaran Bahasa Inggris.

2006, Acuan pembelajaran pendidikan Bahasa Inggris SMA/SMK.

2006, Panduan pengembangan silabus mata pelajaran bahasa inggris sekolah menengah kejuruan (SMK).

2013, Model-model pembelajaran Bahasa Inggris.