Oleh
Kezia Angeline
Suatu kisah menceritakan siapa yang benar-benar cinta pertama di dunia ini. Pada suatu hari seorang anak bernama Angel di tinggalkan ibunya pada umur 6 tahun dan pada saat itulah Ia hidup bersama kakak dan ayahnya. Ketika itu ayahnya bekerja di perusahaan swasta dan kakaknya baru lulus SMA dan Angel masih duduk di kelas 1 SD. Di saat itu pula, Angel belum mengerti tentang apa artinya kehidupan. Kakak dan ayahnya membagi membagi tugas untuk mengurus Angel.
Ketika Angel kelas 2 SD, kakaknya mulai memilih jalannya sendiri dan mulai mencari dunianya sendiri. Angelpun terpaksa tinggal bersama ayahnya. Dari situlah Angel dan ayahnya menjalani hidup bersama. Ayahnya mencari nafkah dan Dia pula mengurus angel sendiri tanpa ada yang membantu. Mulai dari memberi sarapan, mengantarkan Angel ke sekolah, memberi uang jajan sampai tugas yang seharusnya Ibu lakukan. Dia melakukannya dengan sepenuh hati dan kasih sayang. Meskipun waktu itu angel kurang menyadari hal itu tetapi ayahnya tetap melakukan kewajibannya dengan sepenuh hati.
Ketika Angel mulai beranjak remaja ayahnya mengajarkan tentang kebersihan, kerapian dan cara berpakaian yang benar yang seharusnya di ajarkan seorang Ibu. Waktu itu Angel masih menganggap sepeleh hal-hal yang diajarkan oleh ayahnya, hingga suatu ketika Angel pernah melakukan kesalahan yang membuat ayahnya marah yang berakibat putusnya komunikasi antara ayah dan anak lebih kurang sebulan lamanya. Akan tetapi, ayahnya tetap melakukan kewajibannya sebagai seorang ayah yang sekaligus sebagai seorang ibu buat Angel.
Memasuki usia remaja, tepatnya kelas 2 SMP, Angel masuk di salah satu sekolah Negeri di Manado, yang mengakibatkan harus berpisah dengan sang Ayah yang tinggal di Jakarta. Akan tetapi, walaupun terpisahkan jarak dan waktu, Ayahnya sesekali waktu mengunjungi sang Anak di Manado ketika hari-hari besar Umat Kristiani. Misalnya Perayaan Natal, Perayaan tahun baru maupun di hari yang bersejarah buat Angel yakni hari kelahiran Angel.
Setelah lulus SMP, Angel pindah ke kampung halaman ayahnya, Gorontalo. Ayahnya pun berniat untuk tinggal bersama Angel di Gorontalo. Sekali waktu sang Ayah pernah berkata “Angel, papa ini hanya seorang pendeta. Keuangan papa juga tidak stabil. Kadang lebih kadang juga kurang. Jadi papa tidak bisa mewarisi apa-apa buat Angel selain Iman. Jadi jika papa suatu saat nanti pergi untuk selamanya, Angel harus kuat dan Angel juga harus tetap menjadi anak kebanggan papa”.
Selang beberapa bulan, ayah Angel jatuh sakit dan Angel seorang diri yang mengurusnya selama Ia sakit. Penyakit itu semakin menggerogoti sang Ayah. Seminggu kemudian terpaksa Ia di bawa ke rumah sakit. Setelah diperiksa, ayahnya di vonis Jantung dan harus sesegera mungkin di rawat di ruang ICU. Tak berapa lama, ayahnya meninggal dunia. Ketika Angel mendengarkan berita itu, Angel sangat terpukul dan Ia kembali merenungi kata-kata yang ayahnya pernah lontarkan sebelum Ia meninggal. Kini Angel sadar, Dia telah kehilangan sosok seorang ayah hebat yang sekaligus sebagai ibu buat Dia. Angel menganggap ayahnya cinta pertamanya yang sekaligus sebagai Best Father In The Word.
Selesai.