Cintaku Sebatas Sahabat (Cerpen)

Oleh
Ni Kadek Yuwinda

Namaku Dina. Aku tinggal di sebuah desa terpencil dan di desa itu pula aku menimba ilmu. Aku memiliki seorang sahabat, namanya Karta. Dia itu anaknya lucu, baik, dan sering buat hal-hal lucu hingga membuatku memiliki perasaan lebih ke Dia. Tapi, aku sadar bahwa kami hanyalah sebatas sahabat dan aku juga tahu kalau dia sudah memiliki kekasih. Suatu waktu mungkin saja dia putus dengan kekasihnya, tapi tetap saja aku dan dia tidak mungkin bersama sebagai sepasang kekasih karena aku khawatir jika itu terjadi, hubungan kami mungkin tak seindah disaat kami bersahabat apalagi kalau sampai putus justru itu akan berdampak buruk buat hubungan kami. Karena alasan itulah aku putuskan untuk memendam perasaan itu seorang diri.
Suatu ketika, aku dan Karta duduk di bawah pohon sambil menikmati hembusan udara yang menyejukkan hati. Nampak dari kejauhan, sosok seorang wanita menuju ke arah kami. Ternyata dia adalah kekasih sahabatku.
“Din, tuh liat cewek aku datang kesini”. Kata Karta kepadaku.
“Yang mana Ta?”. Pura-pura tak melihat.
“Tu yang kesini”. Lanjut Karta.
“Oohh… yang itu. Emang kenapa Ta?”. Tanya Dina.
“Nggaakk.. aku cuma mau bilang dia lebih cantik dari kamu!”.
“Nggak ah,, cantikan aku..” Dina merasa tidak terima.
“Terserah kamu aja deh Din,, hehehe..” lanjut Karta.
Saat itu memang aku cemburu. Sakit hati, apalagi melihat sahabat aku sendiri yang sebenarnya akupun memiliki perasaan padanya digandeng oleh cewek lain di depan mata saya sendiri tanpa memperdulikan aku. Sakitnya seperti ditusuk pisau yang tidak bias dicabut lagi.
Keesokan harinya, tepatnya malam minggu aku hanya duduk sendirian di ruang tamu rumahku. Tiba-tiba handphoneku berbunyi. Setelah aku cek, ternyata SMS dari Karta.
“Din dimana nih..?? Temanin aku ke pantai yuk..!!” ungkap Karta.
“Di rumah..!! Ngapain ke Pantai malam-malam gini? Tanya Dina.
“Pokoknya ada deh..!! Mau nggak..??” lanjut Karta.
“Iya deh, aku mau..!!”
Aku terpaksa mengikuti ajakan Karta. Mengingat dia adalah sahabatku. Dan akupun tahu kalau Dia tidak pernah berpikiran buruk ke aku. Satu hal yang membuat aku kaget dan serasa tidak percaya kepada Karta. Ternyata di Pantai sudah ada kekasihnya. Dan dia ingin akulah yang menjadi saksi bisu saat Karta memberikan kado kepada kekasihnya itu. Aku sangat kecewa bercampur sedih. Aku putuskan untuk pulang dan meninggalkan mereka tanpa sepatah kata pun.
Sejak saat itu, aku putuskan untuk menjauh dari Karta dengan sekolah di tempat yang jauh dari Dia dimana aku tidak bisa melihat dia lagi. Selepas pengumuman kelulusan SMP, aku melanjutkan pendidikan di sekolah yang jauh dari kampung halaman dan kenangan tentang Karta serta mengubur perasaan yang pernah ada untuk dia.
Suatu waktu, aku pulang ke kampung halamanku. Desa yang selalu aku rindukan dari kejauhan. Mendengar kabar kepulanganku, Karta buru-buru kerumahku. Aku sempat kaget.
Dia datang sambil nangis dan melontarkan banyak pertanyaan buatku.
“Kamu kemana selama ini Din..?? Kenapa nggak pernah bilang..??”..
“Kenapa nggak balas SMS aku..??. Tanya Karta dengan begitu banyak pertanyan lainnya yang tidak bias aku jawab satu per satu.
Saat itu pula, terpaksa jujur ke Karta. Dan berusaha untuk mengungkapkan semuanya.
“Ta, aku akan jujur sama kamu. Sebenarnya tujuan aku pergi jauh dan tidak beritahu kamu karena aku ingin Move On dari kamu..!!” ungkap Dina.
“Emangnya kenapa..??” Tanya Karta.
“Sebenarnya aku suka sama kamu dari dulu. Dan saat itu aku baru mengerti bahwa caraku melupakanmu itu salah. Tapi mulai saat ini, aku telah mengubur perasaan itu dan aku tidak akan pernah mengganggu hubungan kalian lagi..” ungkap Dina.

Selesai